Perjalanan pulang menelusuri jalanan Surabaya-Mojokerto yang panas, berdebu, dan berebutan tempat dan lajur (atau jalur ya?) dengan berbagai kendaraan lain. Sudah jadi rutinitas sehingga titik kemacetan, tempat memacu gas, sampai tempat mengisi BBM pun sudah terhapal semua.
Siang ini tadi pun rutinitas itu kujalani lagi. Meninggalkan Surabaya sejenak untuk kembali ke pangkuan Kota Mojokerto yang damai dan menjadi tempatku dibesarkan. Menjenguk orang tua dan keluarga besar yang tercinta dan masih tersisa.
Jalur sibuk Surabaya terlewati, jalur padat Klethek sampai jalur persimpangan antara Kota Krian dan ByPass Krian... Dan siang ini aku memilih lagi jalur By Pass Krian, jalur yang paling luas dan aman untuk memacu kecepatan sampai penuh. Walaupun memang kendaraan besar semacam bus antar kota, tronton dan truk-truk pengangkut barang pasti lewat situ juga... haha... tapi paling tidak ada kelonggaran badan jalan untuk menyelipkan body motor dan mengambil posisi yang pas buat menyalip kendaraan-kendaraan lain... apalagi di sana hanya ada 1 lampu merah sebagai checkpoint... lengkap sudah...
I can chase what I can still see... Kalo udah memacu motor emang bawaannya pengen jadi yang terdepan dan melewati kendaraan-kendaraan lain, apalagi yang sekelas... walaupun kadang-kadang untuk beberapa alasan (masa depan, safety, pasangan hidup, dll) memang harus ditahan sebisa mungkin... wew... tapi tadi siang lost control lagi... dan melesatlah motorku dalam top speednya selama beberapa detik... detik-detik yang membuat diri serasa terbang melayang dalam sensasi itu... memang sih, ban belakang udah diganti dengan ban yang lebih besar sehingga akselerasi dan top speednya udah nggak segila dulu, tapi keinginan untuk terus mempercepat laju motor membuatku menggunakan teknik terlarang (halah :-D)... centripetal style... mempercepat akselerasi dengan meliukkan body motor menyamping untuk menambah gaya tekan ke jalan... teknik yang pernah kugunakan saat mengalahkan Satria F150 dalam perjalanan balik ke Surabaya setahun kemarin...
Tapi... Cukup sudah... Kuperlambat lagi laju motorku mendekati lampu merah Balongbendo dan kuteruskan lagi perjalanan pulang ini dengan kecepatan normal... Berharap untuk tetap utuh dan bernyawa ketika sampai di rumah...
Siang ini tadi pun rutinitas itu kujalani lagi. Meninggalkan Surabaya sejenak untuk kembali ke pangkuan Kota Mojokerto yang damai dan menjadi tempatku dibesarkan. Menjenguk orang tua dan keluarga besar yang tercinta dan masih tersisa.
Jalur sibuk Surabaya terlewati, jalur padat Klethek sampai jalur persimpangan antara Kota Krian dan ByPass Krian... Dan siang ini aku memilih lagi jalur By Pass Krian, jalur yang paling luas dan aman untuk memacu kecepatan sampai penuh. Walaupun memang kendaraan besar semacam bus antar kota, tronton dan truk-truk pengangkut barang pasti lewat situ juga... haha... tapi paling tidak ada kelonggaran badan jalan untuk menyelipkan body motor dan mengambil posisi yang pas buat menyalip kendaraan-kendaraan lain... apalagi di sana hanya ada 1 lampu merah sebagai checkpoint... lengkap sudah...
I can chase what I can still see... Kalo udah memacu motor emang bawaannya pengen jadi yang terdepan dan melewati kendaraan-kendaraan lain, apalagi yang sekelas... walaupun kadang-kadang untuk beberapa alasan (masa depan, safety, pasangan hidup, dll) memang harus ditahan sebisa mungkin... wew... tapi tadi siang lost control lagi... dan melesatlah motorku dalam top speednya selama beberapa detik... detik-detik yang membuat diri serasa terbang melayang dalam sensasi itu... memang sih, ban belakang udah diganti dengan ban yang lebih besar sehingga akselerasi dan top speednya udah nggak segila dulu, tapi keinginan untuk terus mempercepat laju motor membuatku menggunakan teknik terlarang (halah :-D)... centripetal style... mempercepat akselerasi dengan meliukkan body motor menyamping untuk menambah gaya tekan ke jalan... teknik yang pernah kugunakan saat mengalahkan Satria F150 dalam perjalanan balik ke Surabaya setahun kemarin...
Tapi... Cukup sudah... Kuperlambat lagi laju motorku mendekati lampu merah Balongbendo dan kuteruskan lagi perjalanan pulang ini dengan kecepatan normal... Berharap untuk tetap utuh dan bernyawa ketika sampai di rumah...
gak kesel ta naik motor ke mojokerto? naik bus ae loh..
BalasHapushaha, gimana ya? udah mendarah daging ini... paling rikuh kalo naek kendaraan umum... jadinya kalo PP mesti naek motor... ^_^
BalasHapusada sensasi tersendiri loh... g terikat ruang dan waktu untuk :
-buang air
-makan
-mampir, dll...
hehe...
tergantung kondisi seh, kalau lagi pengen ya naek motor is preferred, apalagi kalau ada barengannya (terjemahkan sebagai rombongan, jangan diterjemahkan sebagai boncengan)
BalasHapustapi kalau lagi capek ya naek bis is better, ada yang mau nyoba naek motor sampe ke AE
^^a
sembigadenam - mencoba memenuhi rikues untuk menambahkan...
"Banyak belajar mulai sekarang, karena kita kelak akan menjadi 'guru' bagi anak cucu kita. Karena sadar atau tidak, beberapa pengetahuan yang kita miliki akan menurun kepada mereka"
habis posting di tempat sendiri, iseng ajah mampir kesini... biar tetep 'BERSEMANGAT...' ehehehe... ^^a
sembigadenam - http://sembilanpustaka.blogspot.com
ojo lali gudek madura mas :D
BalasHapus